Sabtu, 28 Juni 2014

Mentari pagi di penghujung bulan Juni

Tidak ada hal yang paling indah di Dunia ini selain menikmati semesta. Seperti pagi ini, pagi di penghujung bulan Juni. Pagi sekali, setelah Ba'da subuh Aku bersama Ibu pergi ke pasar. Menikmati hirup pikuk kehidupan pasar yang setiap harinya ramai oleh pembeli.

Aku menikmati hirup pikuk kehidupan pasar, banyak yang usianya sudah senja tetapi masih berdagang. Bahkan tadi pagi Aku melihat ada pedagang, usianya lebih dari setengah abad yang sedang tertidur di emperan kios. Pemandangan yang sangat tidak enak memang, namun bagaimana lagi.

Aku dan Ibu baru menyadari melihat mentari yang sangat cantik sekali, kolaborasi warna yang indah orange yang pekat, abu muda dan biru muda kontras sekali warnanya. Tak sabar Aku untuk mengabadikannya.

Kukatakan kembali, bersamamu Ibu semesta seperti selalu berpihak saja pada kita. Seperti pagi ini, kembali sang fajar muncul dari peraduan begitu indah dan sempurna.

Setelah tiba dirumah, tidak ada keraguan lagi. Aku mengabadikanya, tapi kali ini yang mengantar adalah Bapakku.

Bagaimana Aku tidak selalu bersyukur Ya Robb,,sepagi ini di penghujung bulan Juni kau memberikan kebahagiaan.

Mentari pagi dengan pelataran Gunung Ciremai yang masih malu-malu muncul, menjadi suguhan yang indah.

Ciptaan Tuhan memang selalu menggemaskan, seperti Senja dan Sang Fajar, keduanya sama-sama indah bila dipandang.

Ya Robb,,hamba bersyukur setiap paginya, dan sekarang pagi di penghujung bulan Juni Engkau memberikan kebahagiaan untukku. Sepagi ini Aku masih menikmati kebersamaan bersama dua orang malaikat di Dunia yang Kau berikan untukku, Aku tahu usia mereka semakin senja. Aku hanya berdo'a agar Engkau terus melindungi kedua malaikat hidupku, memberikan kesehatan dan umur yang panjang untuk kedua malaikat hidupku Ya Robb,,,sayangilah mereka, sebagaimana mereka begitu tulus menyayangiku..Tak ada harapan yang paling utama selain berharap untuk kesehatan mereka Ibu dan Bapakku. 

Bu, Pak kalian adalah Guru kehidupanku yang paling bijak serta paling indah untuk di teladani. Kasih dan sayang kalian tulus, pengorbanan kalian untuk seorang yang bernama anak tak terhitung, kalian selalu mementingkan kebutuhan anak. Bagaimana kita (anak-anakmu) tidak berat, khawatir dan takut bila saat jauh dengan kalian.

Kesederhanaan, Kejujuran dan Kemandirian, itulah yang selalu kalian tanamkan pada diri kita (anak-anakmu). Dengan kesederhanaan segalanya akan terasa indah dan berkesan, katamu Pak. Bila tidak ada kejujuran dalam diri sama saja dengan hidup yang tidak bermartabat katamu Pak. Dengan kemandirian yang telah ada dalam diri, kita akan bisa menghadapi kerasnya Dunia itu katamu Bu. Dan masih banyak pituah-pituah yang lainnya yang kalian berikan untuk kita (anak-anakmu).

Kita akan mengerti bagaimana dalamya kasih sayang orangtua terhadap anaknya, jika suatu saat kita sudah menjadi orangtua. Oleh karena itu sayangilah orangtua kita selagi masih ada dan sehat, bahagiakanlah mereka, jangan sampai ada penyesalan akhirnya.

Terimakasih Ya Robb,,,pagi di penghujung bulan Juni, Aku sangat bersyukur, jaga dan terus hangatkan keluarga ini oleh kebersamaan dan sayang :)


Pagi di penghujung bulan Juni,
Sulung,

Kadipaten, 28 Juni 2014

1 komentar:

  1. Kita akan mengerti bagaimana dalamya kasih sayang orangtua terhadap anaknya, jika suatu saat kita sudah menjadi orangtua. Oleh karena itu sayangilah orangtua kita selagi masih ada dan sehat, bahagiakanlah mereka, jangan sampai ada penyesalan akhirnya...

    BalasHapus